Selasa, 22 Maret 2011

FOOD AND WATER BORNE DISEASE


KOLERA
Definisi
Penyakit kolera adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena bakteria Vibrio. Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang sangat encer, muntah-muntah, dan kram di kaki. Bagi mereka ini, kehilangan cairan tubuh secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat terhadap trauma tubuh. Kalau tidak diatasi, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam.
Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita  kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).
Kolera adalah penyakit kemiskinan, dan berhubungan erat dengan sanitasi yang buruk dan kurangnya air minum bersih. Pada sebagian besar kasus, hal itu ditandai dengan akut, diare berair sedalam-dalamnya satu atau beberapa hari lamanya. Dalam bentuknya yang paling ekstrem, ini adalah salah satu yang paling fatal penyakit menular dengan cepat diketahui. Beban penyakit global diperkirakan 3-5 juta kasus dan 100 000-130 000 kematian per tahun, dengan kedua anak-anak dan orang dewasa yang terkena dampak. Selama tahun-tahun terakhir, berlarut-larut wabah telah terjadi di Angola, Ethiopia, Somalia, Sudan, dan Vietnam utara. Epidemi di Zimbabwe berlangsung selama hampir satu tahun dan tersebar di seluruh negeri (dengan lebih dari 98 000 kasus termasuk lebih dari 4 000 kematian seperti pada akhir Juli 2009) dan untuk tetangga Zambia dan Afrika Selatan.
Sebuah update untuk posisi WHO makalah tentang vaksin kolera (pertama diterbitkan pada tahun 2001) yang diterbitkan di Weekly Epidemiological Record WHO pada 26 Maret 2010. Mengingat ketersediaan dua vaksin kolera oral dan data tentang kemanjuran mereka, bidang-efektivitas dan kelayakan, vaksin ini harus digunakan, dalam hubungannya dengan pencegahan dan pengendalian strategi, di daerah di mana penyakit ini endemik. Penggunaan vaksin juga harus dipertimbangkan di daerah beresiko untuk wabah. Kedua vaksin telah ditunjukkan untuk memberikan perlindungan dari > 50% yang berlangsung selama dua tahun di situasi endemik. Satu, Dukoral, telah ditunjukkan untuk memberikan jangka pendek yang tinggi perlindungan dalam semua kelompok umur di 4-6 bulan setelah vaksinasi, dan juga memberikan perlindungan jangka pendek terhadap Enterotoxigenic Escherichia coli. Yang lain, izin sebagai mORCVAX di Vietnam dan di India Shanchol, telah menunjukkan perlindungan jangka panjang pada anak-anak di bawah lima-tahun, tidak memerlukan air untuk administrasi, memerlukan lebih sedikit ruang penyimpanan dan lebih murah untuk diproduksi.
Vaksinasi harus dilaksanakan sebagai bagian dari program yang komprehensif untuk mencegah dan mengendalikan kolera. Program juga harus mencakup perawatan yang tepat untuk orang dengan kolera (terutama prompt rehidrasi), dan kualitas air dan perbaikan sanitasi
Penyebaran Penyakit Kolera
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.
Gejala dan Tanda Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.
Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
1.      Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2.      Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
3.      Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
4.      Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5.      Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
6.      Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7.      Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
Pencegahan Terhadap Penyakit Kolera
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.
Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, serangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.

Pengobatan Terhadap Penyakit Kolera

Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penanganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia

 

Diagnosis Penyakit Kolera

Diagnosis kolera meliputi diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam menegakkan diagnosis pada penyakit kolera yang berat, terutama pada suatu daerah endemik, tidaklah sukar. Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah simtomatik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.
Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat maka pengobatan dapat dilakukan segera, sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh wabah kolera.
A.    Diagnosis
Masa inkubasi : 3 – 6 hari
a.       Keluhan pokok
1.      Tiba-tiba diare :
2.      Tinja yang encer/lembek
3.      Diikuti oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
4.      Mual – muntah menyusul diare.
b.      Tanda penting
1.      Dehidrasi (turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung)
2.      Jari-jari keriput
3.      Asidosis
4.      Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
c.   Pemeriksaan laboratorium
·         Hipokalemi
B.  Komplikasi
Gagal ginjal akut

Penatalaksanaan Penyakit Kolera
A.    Terapi umum
1.      Dasarnya mengganti cairan dan elektrolit
2.      Keadaan ringan dan sedang cukup minum oralit, aqua atau air kelapa.
3.      Kalau dehidrasi berat harus dengan cairan infuse
B.     Istirahat
1.      Istirahat di rumah sakit
2.      Larutan ringer laktat dan larutan garam fisiologis
C.     Diet
1.      Diet bebas
D.    Medikamentosa
1.      Obat pokok :
a.       tetrasiklin 3 x 500, 2-3 hari.
b.      kloramfenikol sama dengan tetrasiklin
c.       Streptomisin peroral
d.      Tanpa antibiotik dapat sembuh sendiri, asal masukan dan elektrolit mencukupi.
2.    Obat alternatif

DAFTAR PUSTAKA


Nama : Moh Arifrahman S
NIM  : E2A009017
FKM UNDIP SEMARANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar