Kamis, 16 Desember 2010

EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN WABAH

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DAN WABAH
Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia. KLB ini mempunyai makna social dan politik tersendiri oleh karena peristiwanya yang demikian mendadak, mengenai banyak orang dan dapat menimbulkan banyak kematian.
Pengertian kejadian luar biasa (KLB) adalh timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam kurun waktu dan daerah tertentu.
Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun penyakit non infeksi.
Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukan jumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.
Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.
Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan maupun tahun.

Undang-Undang Wabah , 1969:
Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian,yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.
Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-undang Wabah, 1969).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004.
Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya kejadianKesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

A.  Kriteria kerja KLB
Suatu kejadian penyakit atau keracunan dpt dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sbb:
1.    Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tdk diketahui.
2.    Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam,hari,minggu…….).
3.    Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,tahun).
4.    Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dgn angka rata2 per bulan dlm tahun sebelumnya.
5.    Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dgn angka rata2 perbulan dalam tahun sebelumnya.
6.    Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya.
7.    Proporsional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yg sama dlm kurun waktu/tahun sebelumnya.
8.    Beberapa penyakit khusus :kholera,DHF/DSS,SARS,avian flu,tetanus neonatorum.
9.    Beberapa penyakit yg dialami 1 (satu) atau lebih penderita : keracunan makanan dan keracunan pestisida.

B.  PENYAKIT TERTENTU YG MENIMBULKAN WABAH
Berdasarkan Permenkes RI No.560/Menkes/Per/VIII/1989 Bab II pasal 2 penyakit tertentu yg menimbulkn wabah :
a.     Kholera
b.    Pertusis
c.     Pes
d.    Rabies
e.     Demam
f.      Malaria
g.     Influenza
h.    Tifus
i.       Hepatitis
j.       DBD
k.    Tifus
l.       Campak
m.  Meningitis
n.    Polio
o.    Ensefalitis
p.    Difteri
q.    Antraks

C.  PROSEDUR PENANGGULANGAN KLB/WABAH 
1.    Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya : 
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik. 
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat 
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan : 
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap.

2.    Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga 
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

D.  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA WABAH
1.    Herd Immunity yang rendah
Yang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.
2.    Patogenesiti
Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.
3.    Lingkungan Yang Buruk
Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisme tersebut.

Jumat, 12 November 2010

PENYELIDIK EPIDERMIOLOGI

MALARIA

A. Penyebab Penyakit Malaria
1. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
2. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
3. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
4. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
5. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
6. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
7. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.

B. Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria
1. Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut.
2. Jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu:
3. Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah pantai.
4. Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan.
5. Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan dan pegunungan.
6. Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah. Namun kemungkinannya sangat kecil.

C. Tanda-tanda penyakit malaria
1. Dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar selama 15 menit sampai satu jam.
2. Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah, kulitnya kemerahan dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam.
3. Penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan. 

D. Bahaya penyakit malaria:
1. Rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita
2. Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti biasa
3. Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi
4. Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi, sehingga menyebabkan kebodohan.
E. Tindakan dan Pengobatan
1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.
4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan. 

F. Tindakan-tindakan Pencegahan
1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
7. Menyemprot rumah dengan DDT.

TUBERCULOSIS PARU (TB PARU)

Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa

Penyebab Penyakit TB PARU
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TB PARU
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.

Pecegahan penyakit TBC
1 Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
2 Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi penularan.
3 Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak
4 Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
5 Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi masuk ke dalam rumah.
6 Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah/mengeluarkan dahak di sembarangan tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau bahan lain yang dianjurkan dokter dan untuk mengurangi aktivitas kerja serta menenangkan pikiran.

Pengobatan Penyakit TBC
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.

CAMPAK

Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi.

Penyebab Penyakit Campak
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala Penyakit Campak
Gejala-gejala yang nampak pada penderita campak antara lain; demam tinggi, bintik putih pada bagian dalam pipi sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berairi, tenggorokan sakit, pilek, batuk kering. Terkadang jika penderitanya anak-anak akan terjadi muntah-muntah, diare, bintik di belakang telinga.

Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.
Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan: - pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi - pemeriksaan Ig M anti campak - Pemeriksaan komplikasi campak :
• enteritis
• Ensephalopati,
• Bronkopneumoni

Pengobatan Penyakit Campak
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak rutin kepada anak-anak.

Pencegahan Penyakit Campak
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

KEMATIAN IBU

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan. Penyebab kematian ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri.
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan perencanaan program.

LAHIR MATI/ KEMATIAN BAYI

Penyebab
1. Kecacatan kelahiran - biasanya berpunca daripada struktur atau kecacatan kromosom.
2. Tali pusat terjatuh (prolaps), iaitu apabila tali pusat terkeluar dari faraj terlebih dahulu sebelum bayi. Ini menghalang pengaliran darah dan oksigen.
3. Masalah uri (plasenta)
o Pemisahan uri dari dinding rahim (uterus). Bayi tidak mungkin dapat hidup sekiranya uri telah terpisah dari tempat implantasinya.
o Implantasi uri di bahagain pangkal rahim/bahagian bawah rahim atau serviks. Keadaan ini dipanggil plasenta previa. Sekiranya keadaan ini tidak dikesan di peringkat awal, ia boleh menggagalkan peluang bayi untuk hidup dan pendarahan yang serius mungkin berlaku.
4. Keadaan kesihatan ibu mengandung sebelum dan juga semasa kehamilan seperti ibu mengidap diabetes (kencing manis) dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini merupakan penyebab penting kejadian lahir mati dan masalah ini perlu dipantau sepanjang tempoh kehamilan.
5. Masalah pada tali pusat
o tali pusat terpintal menyebabkan terganggunya pengaliran oksigen dan juga nutrien kepada bay
o tali pusat itu terbelit pada leher bayi, yang menjadikan bayi tercekik dan lemas apabila ia mula bergerak ke bahagian bawah
6. Tiada punca yang dapat dikenalpasti (merupakan separuh dari kes lahir mati) tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh jangkitan.

Pencegahan
1. Lazimnya, lahir mati berlaku tanpa sebarang amaran, tetapi kadang-kala ia boleh dijangka dan dielakkan
2. Penilaian ke atas janin dijalankan pada ibu-ibu yang berisiko tinggi terhadap masalah lahir mati - seperti ibu-ibu yang mempunyai masalah kesihatan (yang ada diabetes dan tekanan darah tinggi) terutama pada minggu terakhir kehamilan. Sekiranya semasa penilaian janin tersebut terdapatnya penemuan yang luar biasa, maka usaha untuk melahirkan bayi itu lebih awal mungkin dapat mengelakkan kejadian lahir mati.
3. Bagi sesetengah kes terpecah uri atau abrubsi plasenta (placenta abrubtion), pembedahan kecemasan Caesarean mungkin dapat menyelamatkan nyawa.
4. Carta pergerakan janin digunakan oleh para doktor untuk menjejak pergerakan janin dilakukan beberapa kali dalam sehari, terutamanya selepas minggu ke 26 kehamilan. Sekiranya bayi itu kurang menendang atau bergerak dari biasa, penilaian lanjutan ke atas janin perlu dijalankan. Bagi sesetengah kes, sekiranya doktor dapati ada keabnormalan yang berlaku, maka aruhan kelahiran dengan menjalankan pembedahan Ceasarean mungkin dapat menyelamatkan keadaan.
5. Jaga kesihatan diri anda dengan baik sebelum mengandung. Setelah mengandung, dapatkan penjagaan ibu mengandung seawal mungkin untuk memastikan keadaan bayi anda sihat. Doktor akan menjalankan ujian saringan bagi mengesan sebarang jangkitan. Di samping itu, beliau akan mengkaji rekod kesihatan dan memastikan sebarang keadaan yang serius atau kronik telah dirawat dengan sewajarnya.

Jumat, 15 Oktober 2010

EPIDEMIOLOGI DAN PERANANNYA DIDALAM PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI MASYARAKAT

PENDAHULUAN

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyakit pada populasi manusia atau hewan lain, khususnya bagaimana, kapan dan di mana mereka terjadi.Epidemiologi mencoba untuk menentukan apa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit (faktor risiko), dan faktor apa yang dapat melindungi orang atau hewan terhadap penyakit (faktor protektif). Ilmu epidemiologi pertama kali dikembangkan untuk menemukan dan memahami kemungkinan penyebab penyakit menular seperti cacar, tipus dan polio di antara manusia. Ini telah diperluas untuk mencakup studi faktor yang terkait dengan penyakit non-menular seperti kanker, dan keracunan yang disebabkan oleh agen lingkungan.
Studi epidemiologis tidak pernah dapat membuktikan penyebab, yaitu tidak dapat membuktikan bahwa faktor risiko spesifik sebenarnya penyebab penyakit yang sedang dipelajari. bukti epidemiologi hanya bisa menunjukkan bahwa faktor risiko berhubungan (berkorelasi) dengan kejadian penyakit yang lebih tinggi dalam populasi terpapar dengan faktor risiko. Semakin tinggi hubungan asosiasi lebih tertentu, tetapi tidak dapat membuktikan sebab-akibat tersebut.
Sebagai contoh, penemuan hubungan antara merokok dan kanker paru-paru didasarkan pada perbandingan tingkat kanker paru-paru pada perokok dan non-perokok. Tingkat kanker paru-paru jauh lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok. Apakah ini membuktikan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru? Tidak Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor yang menyebabkan peningkatan ini kanker paru-paru, perlu untuk mengekspos hewan untuk asap tembakau dan ekstrak asap tembakau. Hal tersebut dilaksanakan dengan sangat kondisi yang terkendali di mana satu-satunya perbedaan antara kontrol (hewan tidak terkena asap) dan hewan perlakuan pemaparan untuk merokok. Studi-studi laboratorium membuktikan hubungan sebab akibat antara merokok dan peningkatan risiko kanker.
Studi epidemiologis dapat dibagi menjadi dua tipe dasar tergantung pada (a) apakah sudah terjadi peristiwa (retrospektif) atau (b) apakah kejadian ini terjadi di masa depan (calon). Studi-studi yang paling umum adalah studi retrospektif yang juga disebut studi kasus-kontrol. Sebuah studi kasus-kontrol dapat dimulai ketika sebuah wabah penyakit dicatat dan penyebab penyakit tidak diketahui, atau penyakit yang tidak lazim dalam populasi yang diteliti.
Langkah pertama dalam studi epidemiologi adalah untuk benar-benar mendefinisikan persis apa persyaratan harus dipenuhi untuk mengklasifikasikan seseorang sebagai "kasus." Hal ini tampaknya relatif mudah, dan sering berada dalam kasus dimana hasilnya baik ada atau tidak ada (seseorang hidup atau mati). Dalam kasus lain bisa sangat sulit, terutama jika para ahli tidak setuju dengan klasifikasi penyakit. Hal ini sering terjadi dengan diagnosis jenis tertentu kanker. Selain itu, perlu untuk memverifikasi bahwa kasus yang dilaporkan sebenarnya kasus, terutama ketika survei bergantung pada laporan pribadi dan kenangan tentang penyakit yang dibuat oleh berbagai individu.
Kekuatan dari studi epidemiologi tergantung pada jumlah kasus dan kontrol termasuk dalam studi ini. Kasus-kasus lebih individual yang disertakan dalam studi ini, semakin besar kemungkinan bahwa hubungan bermakna akan ditemukan antara penyakit dan faktor risiko. Sama pentingnya adalah menentukan apa faktor perilaku, lingkungan, dan kesehatan akan benar-benar dipelajari sebagai resiko atau faktor pelindung. Jika faktor tidak pantas dipilih, dan faktor-faktor nyata yang tidak terjawab, penelitian ini tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat. Dalam sebuah contoh, asosiasi dapat ditemukan antara faktor yang tidak sesuai, dan penyakit karena faktor ini tidak pantas yang akan kita sebut faktor 1, terkait dengan faktor lain, faktor 2, yang sebenarnya berhubungan dengan penyakit, tetapi yang tidak dipelajari. Dalam sebuah contoh, faktor 1 disebut sebagai variabel pengganggu, karena mengacaukan interpretasi hasil penelitian. Jadi, sangat penting bahwa epidemiologi memilih faktor yang tepat untuk belajar di awal, dan tidak belajar terlalu banyak faktor sekaligus, karena kemungkinan menemukan faktor perancu meningkat dengan penambahan variabel lebih.

MEMBANGUN THE LINK

Epidemiologi sangat bergantung pada statistik untuk membangun dan mengukur hubungan antara faktor risiko dan penyakit, dan untuk menetapkan apakah atau tidak ada jumlah yang berlebihan dari suatu penyakit tertentu yang terjadi di daerah geografis tertentu. Rekam medis dapat menyediakan data historis sangat berharga untuk membangun tren dalam kejadian penyakit. Ada koleksi besar informasi rekam medis di seluruh dunia, dan memilah-milah data dapat menjadi proses yang sangat mahal dan memakan waktu. Selain itu, apa yang dapat diperoleh dari catatan hanya sebagai baik sebagai informasi yang mengandung, dan sering informasi yang hanya sedikit atau tidak mungkin untuk memverifikasi.Salah satu sumber informasi yang sering digunakan adalah pendaftar surat kematian, yang biasanya berisi informasi tentang penyebab kematian. Menggunakan informasi dari registri tersebut, seseorang pernah melakukan penelitian yang menunjukkan kejadian yang sangat tinggi dari kematian akibat kanker paru-paru di kota besar lembah pertanian. Tidak ada pertanyaan bahwa tingkat kematian akibat kanker paru-paru di kota ini jauh lebih tinggi daripada di kota-kota lain dengan ukuran yang sama dan lokasi. Banyak interpretasi data ini disajikan mulai dari penggunaan pestisida untuk pembakaran pertanian. Seseorang akhirnya menyadari bahwa kota tertentu berisi pusat pengobatan rumah sakit terkenal untuk pasien dengan kanker paru-paru. Ternyata, tingkat yang sangat tinggi dari kematian akibat kanker dapat dijelaskan oleh jumlah pasien kanker paru-paru yang datang ke sana dari seluruh negara untuk perawatan yang paling sering berhasil.
Epidemiologi sering diminta untuk menyelidiki jelas "cluster" penyakit di daerah-daerah geografis tertentu. Sebagai contoh, seorang wanita di masyarakat mungkin memiliki keguguran, dan kemudian belajar bahwa orang lain dia tahu di lingkungan juga memiliki keguguran dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mungkin tampak kepada teman-temannya dan dia dan keluarganya yang banyak keguguran telah terjadi di lingkungan mereka. Sebuah epidemiologi dapat dipanggil untuk menentukan apakah laju keguguran lebih tinggi dari biasanya. Untuk melakukannya, epidemiologi harus wawancara semua perempuan dalam masyarakat, dan komunitas lain yang serupa di wilayah geografis yang berbeda, atau pilih sampel yang sesuai perempuan untuk diwawancarai mengenai sejarah reproduksi mereka. Informasi ini akan divalidasi melalui catatan rumah sakit, dan kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan penelitian serupa lainnya. Bahkan dalam situasi di mana tidak ada yang lebih tinggi dari tingkat normal, mungkin tampak lebih tinggi kepada penduduk, karena penyakit yang tidak merata di seluruh populasi.

JURU BAHASA HASIL

Jika tingkat terjadinya penyakit pada populasi umum Amerika Serikat adalah 10 per seribu, itu tidak berarti bahwa setiap kelompok seribu orang yang dites akan menyediakan 10 kasus penyakit. Beberapa kelompok mungkin memiliki 5 atau kurang, yang lain 15 atau lebih. Tingkat rata-rata adalah 10 per seribu tidak tarif dalam setiap seribu orang diuji. Distribusi yang tidak merata ini mirip dengan cara cluster chocolate chips dalam cookie. Sebagian besar waktu mereka cukup baik tersebar di seluruh, namun beberapa cookie mungkin memiliki semua chip mengelompok bersama di satu sisi. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah cluster adalah "nyata" cluster atau hanya sebuah "kebetulan" cluster adalah untuk melakukan studi epidemiologi skala penuh, yang merupakan proses yang mahal dan memakan waktu, dan masih dapat memberikan hasil yang mengecewakan.

RINGKASAN

studi retrospektif dan prospektif telah sangat berharga dalam menemukan hubungan antara paparan kimia dan penyakit. Mungkin contoh yang terbaik, sekali lagi, adalah asosiasi merokok dan kanker paru-paru dan emfisema. Studi epidemiologis juga telah sangat berguna di sektor pekerjaan di mana pekerja telah terkena sejumlah kecil bahan kimia, dengan tarif dosis tinggi untuk periode waktu. Studi epidemiologis kadang-kadang relatif mudah, dan terutama penting ketika mereka mengungkap kejadian yang sangat tinggi dari penyakit yang tidak biasa dalam suatu populasi. Sebagai contoh, temuan dari jumlah yang sangat kecil (sekitar 10) kasus tumor hati yang sangat langka pada pekerja sangat terkena vinil klorida, adalah sinyal kuat bahwa vinil klorida adalah agen penyebab. Penelitian pada hewan membuktikan ini terjadi. Studi epidemiologis yang paling kuat dalam mempelajari penyakit yang sangat umum yang terjadi pada tingkat insiden tinggi di populasi yang berbeda. Dalam hal demikian, perlu untuk memasukkan sejumlah besar subyek dalam studi, kadang-kadang ribuan.penelitian besar tersebut telah dilakukan sehubungan dengan penyakit jantung, dan banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit kardiovaskular telah ditemukan. Seperti usaha skala besar telah benar-benar melunasi karena mereka telah memberikan informasi tentang kebiasaan diet dan olahraga yang dapat digunakan untuk mencegah perkembangan penyakit kardiovaskuler.Hal yang sama adalah benar sehubungan dengan penyakit secara kimiawi. Kita semua menuai keuntungan dari studi epidemiologi dari pekerja yang terpapar bahan kimia dalam pengaturan kerja. Kami juga menuai keuntungan dari penelitian dilakukan pada pasien yang harus minum obat tertentu setiap hari, dan yang kadang-kadang mengembangkan efek samping. Studi epidemiologi penyakit yang berhubungan dengan paparan bahan kimia sangat sulit dalam populasi umum karena banyak bahan kimia yang kita setiap hari terpapar. Hal ini, setelah semua, dunia terdiri dari bahan kimia, sama seperti kita sendiri.

MANFAAT UTAMA EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Epidemiologi deskriptif bertujuan mendeskripsikan distribusi, pola, kecenderungan, perjalanan, dan dampak penyakit menurut karakteristik populasi, letak geografis, dan waktu.
Epidemiologi deskriptif mempelajari penyebaran penyakit menurut orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Karakteristik umum yang digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran penyakit adalah faktor-faktor sosio-demografis seperti umur,gender, ras, status perkawmnan, pekerjaan; variabel-variabel gaya hidup seperti jenis makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual; tempat tinggal, dan waktu.

Pertama, memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi sumber daya kesehatan tentang penyebaran dan kecenderungan penyakit di suatu populasi tertentu.
Kedua, memberikan petunjuk awal untuk perumusan hipotesis bahwa suatu paparan adalah faktor risiko penyakit.

Dapat digunakan untuk membuktikan hubungan kausal. Jangan berpikiran sempit (narrow-minded) dengan memandang sebelah mata studi deskriptif.

Kesimpulan kausal tidak bisa dimapankan dengan sebuah atau dua buah eksperimen random terkontrol yang disebut RCT (randomized controlled trial), atau studi kohor, atau studi kasus kontrol.

PENGERTIAN DAN PERANAN EPIDEMIOLOGI SEBUAH PENGANTAR
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni :
a. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
b. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
c. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
1. Penyebaran Penyakit
Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan yakni :
1. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau orang
yang terkena penyakit.
2. Di mana (where), di mana penyebaran atau terjadinya penyakit.
3. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
Jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan ini adalah merupakan faktor-faktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit. Dengan perkataan lain terjadinya atau penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni orang, tempat dan waktu.
2. Kegunaan
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.

PERANAN EPIDEMIOLOG DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

A. Mengenal Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ” permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti ” orang, populasi, penduduk, manusia ” serta ologi berarti ” ilmu tentang ”. Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit.

Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.

B. Batasan Epidemiologi
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
1. Frekwensi masalah kesehatan
Frekeunsi yang dimaksudkan di sini menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini adalah menunjuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Yakni menurut ciri-ciri manusia ( man ), tempat ( place ), dan waktu ( time ).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekwensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.

C. Tujuan Epidemiologi
Menurut Lilienfield dan Lilienfield, ada tiga tujuan umum studi epidemiologi, yaitu:
1. Untuk menjelaskan etiologi satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial atau perilaku
2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru
3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah – langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang beresiko, dan untuk pengembangan langkah – langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan, yang kesemuanay itu akandigunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah – langkah, kegiatan, dan program intervensi

D. Peran dalam Kesehatan Masyarakat
Meninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.
4. Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah dalam masyarakat.